
Evaluasi Total Program Makan Bergizi Gratis Diperlukan
Ketua DPR, Puan Maharani, menyoroti pentingnya dilakukannya evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah ratusan anak menjadi korban keracunan. Ia menekankan bahwa fungsi pengawasan DPR harus ditegakkan agar program tersebut dapat berjalan dengan aman dan bermanfaat bagi masyarakat.
Puan menegaskan bahwa evaluasi harus dilakukan secara komprehensif, bukan hanya saling menyalahkan, tetapi bekerja sama untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali. Ia mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama dalam membangun bangsa dan negara melalui semangat gotong royong.
Program MBG dirancang untuk meningkatkan kualitas gizi anak Indonesia. Keberhasilan program ini harus dijaga melalui pengawasan ketat dan komitmen dari pihak-pihak yang terlibat. Puan juga menekankan perlunya perbaikan sistem, bukan mencari kesalahan pada pihak tertentu.
Kasus keracunan MBG yang menimpa ratusan siswa di berbagai wilayah Indonesia sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, evaluasi menjadi langkah penting untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Puan menekankan bahwa keamanan dan kualitas gizi harus menjadi prioritas utama, karena program ini merupakan investasi bagi generasi masa depan.
Angka Kasus Keracunan MBG yang Mengkhawatirkan
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa sebanyak 4.711 porsi MBG telah menyebabkan gangguan kesehatan hingga ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) hingga 22 September 2025. BGN membagi kasus tersebut ke dalam tiga wilayah, yaitu Wilayah I dengan 1.281 kasus, Wilayah II dengan 2.606 kasus, dan Wilayah III dengan 824 kasus.
Dadan menjelaskan bahwa jumlah total porsi makan yang menyebabkan gangguan kesehatan adalah sekitar 4.711. Selain itu, BGN sudah membuat sebanyak 1 miliar porsi makan hingga saat ini.
Penyebab kasus gangguan kesehatan tersebut antara lain adalah adanya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang masih baru, belum mampu memasak dalam porsi besar, serta penggantian supplier bahan baku. Salah satu contohnya adalah SPPG Banggai Kepulauan Tingangkung yang membeli ikan cakalang dari supplier baru dan menyebabkan 339 orang mengalami gangguan pencernaan.
Dadan meminta mitra dapur umum lebih hati-hati dan menyesali kejadian yang masih terjadi meskipun targetnya adalah nol kasus KLB.
Daftar Lengkap Kasus Keracunan MBG di Berbagai Wilayah
Berikut daftar lengkap 4.711 kasus keracunan MBG yang terbagi di tiga wilayah:
Wilayah 1
- 18 Februari 2025: SPPG Empat Lawang Tebing Tinggi Tanjungkupang Sumatera Selatan, jumlah korban 8 orang.
- 5 Mei 2025: SPPG PALI Talang Ubi Handayani Mulya Sumatera Selatan, jumlah korban 172 orang.
- 22 Agustus 2025: SPPG Indragiri Hilir Tembilahan Hilir, Riau, jumlah korban 28 orang.
- 26 Agustus 2025: SPPG Tulung Pasukan Mataram Baru, Lampung, jumlah korban 27 orang.
- 27 Agustus 2025: SPPG Bengkulu Lebong Sakti Lemeu Pit, Bengkulu, jumlah korban 467 orang.
- 29 Agustus 2025: SPPG Sukabumi, Lampung, jumlah korban 503 orang.
- 2 September 2025: SPPG Menang Raya Pedamanran, jumlah korban 76 orang.
Wilayah 2
- 14 Januari 2025: SPPG Indramayu Sindang Kenanga, jumlah korban 6 orang.
- 16 Januari 2025: SPPG Khusus Kab. Sukoharjo, jumlah korban 40 orang.
- 19 Februari 2025: SPPG Pandeglang Menes, jumlah korban 480 orang.
- 14 April 2025: SPPG YAYASAN AL IBRIZ, Kab. Batang, jumlah korban 28 orang.
- 21 April 2025: SPPG Limbangansari, Cianjur, jumlah korban 254 orang.
- 21 April 2025: SPPG khusus Karanganyar, jumlah korban 9 orang.
- 23 April 2025: SPPG Sleman 1, jumlah korban 31 orang.
- 28 April 2025: Sleman Berbah Sendangtirto, jumlah korban 30 orang.
- 30 April 2025: SPPG Coblong, Kota Bandung, jumlah korban 320 orang.
- 1 Mei 2025: SPPG Manggungjaya, Tasikmalaya, jumlah korban 38 orang.
- 6 Mei 2025: SPPG Tanah Sareal Sukadamai, jumlah korban 223 orang.
- 29 Juli 2025: SPPG Cangkringan, jumlah korban 38 orang.
- 31 Juli 2025: SPPG Kuningan Cilimus, jumlah korban 35 orang.
- 31 Juli 2025: SPPG Kulon Progo Wates, jumlah korban 305 orang.
- 6 Agustus 2025: SPPG Sukabumi Cilodong, jumlah korban 15 orang.
- 12 Agustus 2025: SPPG Sragen, Gemolong, jumlah korban 196 orang.
- 13 Agustus 2025: SPPG Sleman, Mlati, jumlah korban 157 orang.
- 14 Agustus 2025: SPPG Karawang, Malajaya, jumlah korban 82 orang.
- 22 Agustus 2025: SPPG Indramayu, Gabuswetan, jumlah korban 2 orang.
- 26 Agustus 2025: SPPG Sleman, Berbah, Jogotirto, jumlah korban 137 orang.
- 29 Agustus 2025: SPPG Kalibata, jumlah korban 3 orang.
- 2 September 2025: SPPG Serang, jumlah korban 6 orang.
- 8 September 2025: SPPG Khusus Koja, Jakarta, jumlah korban 14 orang.
- 9 September 2025: SPPG Pamekasan, Tlakan, jumlah korban 8 orang.
- 11 September 2025: SPPG Wonogiri, Wonokarto, jumlah korban 131 orang.
- 17 September 2025: SPPG Garut, Kadunggora, jumlah korban 14 orang.
- 17 September 2025: SPPG Jatis, Lamongan, jumlah korban 14 orang.
Wilayah 3
- 13 Januari 2025: SPPG Nunukan Selatan, jumlah korban 90 orang.
- 24 Januari 2025: SPPG Kec. Ujung Bulu Caile 2, jumlah korban 4 orang.
- 27 Januari 2025: SPPG Pangkajene, Kepulauan Minasatene, jumlah korban 7 orang.
- 23 April 2025: SPPG Bombana Rumbia, jumlah korban 7 orang.
- 22 Juli 2025: SPPG Kota Kupang, Kelapa Lima Oesapa Barat, jumlah korban 140 orang.
- 23 Juli 2025: SPPF Sumba Barat Daya Kota Tambolaka Rada, jumlah korban 65 orang.
- 30 Juli 2025: SPPG Manokwari, Manokwari Barat Padarni I, jumlah korban 6 orang.
- 28 Agustus 2025: SPPG Kota Palu Palu Selatan Tatura Utara, jumlah korban 20 orang.
- 3 September 2025: SPPG Lombok Tengah, Pringgarata Murbaya, jumlah korban 9 orang.
- 17 September 2025: SPPG Sumbawa Empang, Bungaeja 2, jumlah korban 106 orang.
- 17 September 2025: SPPG Banggai Kepulauan Tingangkung, jumlah korban 339 orang.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!