Rupiah Melemah 3,68% Sepanjang Januari-September 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Rupiah Mengalami Pelemahan Signifikan Sejak Januari 2025

Kurs rupiah mengalami penurunan yang cukup signifikan sejak awal tahun 2025 hingga September. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah tercatat melemah sebesar 0,07% pada penutupan perdagangan hari Selasa (30/9/2025), dengan nilai tukar mencapai Rp 16.692 per dolar AS.

Salvian Fernando, Kepala Departemen Riset dan Informasi Pasar dari PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), menyebutkan bahwa rupiah menjadi salah satu mata uang yang paling terpuruk di kawasan Asia. Ia menjelaskan bahwa pelemahan ini tidak hanya terjadi secara harian, tetapi juga terus berlanjut sepanjang tahun.

Menurut Salvian, pada tanggal 25 September 2025, nilai Jisdor BI telah mencapai Rp 16.752 per dolar AS, dengan total pelemahan sebesar 3,68% sepanjang tahun. Ia menilai hal ini sangat disayangkan karena terjadi saat indeks dolar Amerika Serikat (DXY) mengalami penurunan sebesar 9,16% sepanjang tahun ini.

Salvian menyoroti bahwa negara-negara lain di kawasan Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, Tiongkok, dan Malaysia berhasil memanfaatkan pelemahan dolar tersebut untuk meningkatkan nilai tukar mata uang mereka. Namun, situasi berbeda terjadi di Indonesia, di mana rupiah masih belum bisa merasakan manfaat positif dari kondisi ini.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelemahan Rupiah

Salvian mengungkapkan bahwa beberapa faktor eksternal dan internal turut berkontribusi pada pelemahan rupiah. Salah satunya adalah adanya demonstrasi yang sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Demonstrasi dapat memengaruhi stabilitas politik dan ekonomi, sehingga memicu ketidakpastian dalam pasar keuangan.

Selain itu, perubahan di dalam kabinet pemerintah juga menjadi faktor penting. Salah satu perubahan yang signifikan adalah pergantian menteri keuangan. Perubahan ini dapat menciptakan ketidakpastian dalam kebijakan fiskal dan moneter, yang berdampak pada sentimen investor terhadap rupiah.

Dampak Pelemahan Rupiah terhadap Perekonomian

Pelemahan rupiah memiliki dampak yang luas terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dapat memengaruhi inflasi, impor, dan daya beli masyarakat. Jika rupiah terus melemah, biaya impor akan meningkat, yang dapat berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa.

Selain itu, pelemahan rupiah juga dapat memengaruhi investasi asing. Investor asing cenderung lebih waspada terhadap risiko mata uang yang tidak stabil, sehingga dapat mengurangi aliran modal masuk ke pasar keuangan Indonesia.

Tantangan dan Peluang di Masa Depan

Meskipun saat ini rupiah menghadapi tantangan besar, ada peluang untuk memperbaiki kondisi. Salah satunya adalah dengan meningkatkan stabilitas politik dan ekonomi. Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil dapat memberikan rasa aman bagi investor dan masyarakat.

Selain itu, pengelolaan cadangan devisa yang efektif juga menjadi kunci untuk menjaga stabilitas kurs rupiah. Dengan cadangan devisa yang cukup, Bank Indonesia dapat melakukan intervensi jika diperlukan untuk mencegah pelemahan yang terlalu drastis.

Tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat sistem keuangan nasional. Dengan pendekatan yang lebih proaktif dan transparan, Indonesia dapat membangun kepercayaan pasar dan menciptakan lingkungan investasi yang lebih baik.