
Penundaan IPO Inalum dan Strategi Pengembangan Bisnis
Inalum, salah satu anggota Mining Industry Indonesia (MIND ID), memutuskan untuk menunda rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Keputusan ini diambil setelah perusahaan melakukan diskusi lebih lanjut dengan Danantara, yang kini mengelola MIND ID. Sebelumnya, rencana IPO telah diagendakan, namun kini perlu disesuaikan dengan perubahan struktur kepemilikan saham.
Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita, menjelaskan bahwa keputusan tersebut dilakukan agar semua pihak dapat memahami dan menyetujui langkah-langkah strategis yang akan diambil. Ia menyatakan bahwa Danantara akan terlibat dalam beberapa proyek yang sedang dikembangkan oleh Inalum.
“Saat ini kita berdiskusi dulu. Kita agendakan IPO itu sebelum ada Danantara. Jadi, kita [sekarang perlu] diskusi dengan Danantara. Danantara akan masuk ke dalam beberapa proyek,” ujar Melati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (29/9).
Menurut Melati, bentuk keterlibatan Danantara masih dalam pembahasan, baik melalui skema investasi langsung, dukungan perbankan maupun opsi pendanaan lainnya. Meskipun IPO ditunda, Inalum tetap fokus pada pengembangan inisiatif-inisiatif strategis untuk memperkuat kinerja hingga akhir tahun.
Salah satu proyek utama yang sedang dikerjakan adalah penyelesaian professional acceptance certificate atau sertifikat penyelesaian proyek untuk smelter grade alumina refinery (SGAR) fase I di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek ini memiliki kapasitas 1 juta ton per tahun.
“Proses fine tuning [penyempurnaan] untuk mencapai alumina produk yang sesuai dengan pemakaian smelter kita yang cukup sensitif, dan juga alumina produk yang sesuai dengan pasar,” kata Melati.
Hingga saat ini, Inalum sudah mengirim hampir lima kargo alumina ke fasilitas smelter dan merencanakan ekspor perdana pada pekan pertama Oktober 2025. Perseroan telah melakukan uji coba pengiriman dalam bentuk jumbo bag (kantong besar) pada Agustus lalu.
Selain itu, Inalum juga menargetkan final investment decision (FID) untuk SGAR fase II di Mempawah dengan tambahan kapasitas 1 juta ton per tahun pada November 2025. Proyek lain yang tengah disiapkan adalah pembangunan smelter aluminium baru di Mempawah dengan kapasitas 600 ribu ton per tahun.
Proses seleksi teknologi dan kajian daya saing sudah dilakukan, dengan target FID juga pada November 2025. Dengan dua FID ini, Inalum berharap bisa mencapai titik balik bisnis pada 2029, dengan kapasitas produksi empat kali lipat dari saat ini.
Beberapa inisiatif lain yang sedang dipersiapkan termasuk penguatan infrastruktur, peningkatan efisiensi operasional, serta kerja sama strategis dengan mitra industri. Dengan langkah-langkah ini, Inalum berkomitmen untuk terus berkembang dan menjadi pelaku utama dalam industri logam di Indonesia.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!