Instrumen Obligasi Jangka Pendek Masih Menarik bagi Investor
Instrumen obligasi jangka pendek masih menjadi pilihan utama bagi investor dalam situasi pasar yang dinamis saat ini. Salah satu ahli di bidang investasi, Salvian Fernando, Head of Research and Market Information Department PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), menjelaskan bahwa instrumen dengan tenor di bawah 5 tahun masih menawarkan imbal hasil yang menarik.
Menurut Salvian, penerbitan obligasi pemerintah saat ini cenderung lebih banyak dilakukan untuk jangka pendek. Hal ini membuat instrumen tersebut tetap diminati oleh para investor. Ia menyampaikan hal ini dalam kelas edukasi Wartawan secara virtual pada Selasa (30/9).
Salvian memperkirakan bahwa pasar obligasi akan tetap berada dalam tren bullish hingga akhir 2025 dan bahkan bisa terus berlanjut hingga tahun depan. Ia menilai bahwa yield tenor akan bertahan di level rendah seiring dengan pergerakan pasar yang sudah cukup kuat sejak awal tahun.
Menurutnya, outlook bullish masih terbuka selama kondisi makroekonomi mendukung dan sesuai dengan skenario yang ada. Namun, ia menegaskan bahwa perkembangan pasar tetap bergantung pada data ekonomi terbaru dan kebijakan moneter global, terutama keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
Peluang Pasar Obligasi dan Strategi Investasi
Salvian juga menyatakan bahwa peluang bullish masih ada, meskipun situasi pasar dapat berubah mengikuti perkembangan terkini. Ia menekankan pentingnya memantau data ekonomi hingga akhir tahun.
Strategi defensif dalam berinvestasi dinilai masih relevan untuk kuartal keempat tahun ini. Banyak investor melakukan aksi ambil untung atau taking profit setelah reli sejak awal tahun. Meski demikian, peluang untuk menambah portofolio di pasar obligasi tetap terbuka bagi investor yang optimis terhadap prospek hingga 2026.
Tips untuk Investor yang Mau Membeli Obligasi
Bagi investor yang ingin membeli obligasi, Salvian menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Yield dan Tenor: Yield dan tenor obligasi harus sesuai dengan ekspektasi investor.
- Frekuensi Pembagian Kupon: Frekuensi pembagian kupon bisa bervariasi, misalnya setiap tiga atau empat bulan.
- Opsi Beli/Jual: Penting untuk memperhatikan adanya opsi beli atau jual, karena tidak semua obligasi ritel bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.
Penguatan Pasar Obligasi Indonesia
Dalam paparannya, Salvian menyampaikan bahwa pasar obligasi Indonesia sedang mengalami reli yang cukup signifikan sepanjang 2025. Indeks Obligasi Komposit Indonesia (ICBI) menunjukkan penguatan sebesar 10,40% sejak Januari-Agustus 2025. Nilainya naik dari sekitar 390,258 dari akhir Januari 2025 menjadi 430,845 pada akhir Agustus 2025.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa pasar obligasi Indonesia semakin stabil dan menarik bagi investor, terutama dengan tingkat yield yang menarik dan potensi pertumbuhan yang positif. Dengan strategi investasi yang tepat dan pemantauan terhadap kondisi pasar, investor dapat memaksimalkan peluang di pasar obligasi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!