Perusahaan Teknologi WIFI IRSX dan INET Umumkan Penawaran Saham Jumbo Rp12,09 T

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Emitter Teknologi Siap Gelar Right Issue Jumbo dengan Total Dana Rp 12,09 Triliun

Beberapa perusahaan teknologi di Indonesia tengah mempersiapkan aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue. Dalam aksi ini, terdapat tiga emiten yang akan menggelar right issue besar-besaran, yaitu PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX), dan PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET). Total dana yang diincar dari aksi ini mencapai sebesar Rp 12,09 triliun.

WIFI: Right Issue dengan Target Dana Rp 5,89 Triliun

PT Solusi Energi Digital Tbk (WIFI) adalah salah satu emiten yang telah menyelesaikan aksi korporasi pertamanya. Perusahaan ini menerbitkan 2,94 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 2.000 per saham. Dengan demikian, jumlah saham yang diterbitkan setara dengan 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Ficomindo Buana Registrar mencatat bahwa pada hari terakhir pelaksanaan, sebanyak 601,43 juta lembar saham telah ditebus oleh para pemegang saham. Setelah proses ini, jumlah saham WIFI yang beredar mencapai 5,08 miliar lembar per 16 Juli 2025.

Pemegang saham utama, PT Investasi Sukses Bersama, menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD yang akan diperoleh, yaitu sejumlah 1.485.376.650 lembar saham baru. Dengan begitu, perusahaan menggelontorkan dana sebesar Rp 2,9 triliun.

Menurut Direktur Utama WIFI, Yune Marketatmo, aksi ini membuktikan bahwa model bisnis perusahaan tidak hanya tumbuh, tetapi juga berkelanjutan. Perusahaan menjalin kolaborasi strategis dengan lebih dari 400 ISP lokal, termasuk pelaku UMKM, untuk menghadirkan 400 homepass di 400 stasiun kereta api. Selain itu, perusahaan juga bekerja sama dengan institusi besar seperti Pertamina melalui PGN serta mitra teknologi global seperti Nokia, Huawei, dan Qualcomm.

IRSX: Right Issue dengan Target Dana Rp 3 Triliun

PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) kini berganti nama menjadi PT Folago Global Nusantara. Perusahaan rencananya akan menggelar right issue dengan target dana hingga Rp 3 triliun. Dalam aksi ini, perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 12,39 miliar lembar dan waran seri II sebanyak-banyaknya 1,85 miliar lembar.

Dana hasil right issue akan digunakan untuk ekspansi dan pengembangan usaha, baik belanja modal (capex) maupun modal kerja (opex). Direktur Utama IRSX, Subioto Jingga, mengungkapkan bahwa perusahaan telah menandatangani kerja sama dengan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) untuk memproduksi short movie. Selain itu, perusahaan juga sedang menjalin kerja sama dengan Hong Kong dan Cina untuk produksi drama series pendek.

Perusahaan menargetkan 10 film layar lebar pada 2026 dan menyiapkan capex sebesar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar. Dengan pergantian pengendali menjadi PT Matra Tri Abadi, Subioto menargetkan pendapatan mencapai Rp 300 miliar dengan estimasi laba bersih sekitar 25% pada akhir 2025.

INET: Right Issue dengan Target Dana Rp 3,2 Triliun

Selain WIFI dan IRSX, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) juga akan menggelar right issue dengan nilai maksimal Rp 3,2 triliun. Dalam aksi ini, perseroan akan menerbitkan hingga 12,8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. Rasio rights issue ditetapkan 3:4, artinya setiap pemegang 3 saham lama berhak memperoleh 4 HMETD.

Manajemen INET menyebutkan bahwa aksi korporasi ini ditujukan untuk pengembangan usaha. Namun, pemegang saham yang tidak menggunakan haknya bakal mengalami dilusi kepemilikan hingga 57,14%. Pemegang saham pengendali, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara (AKUN) yang menguasai 60,62% saham INET, telah menyatakan dukungan penuh terhadap aksi korporasi ini.

Berdasarkan surat pernyataan tertanggal 19 September 2025, AKUN akan mengeksekusi seluruh haknya senilai Rp 1,78 triliun serta bersedia menjadi pembeli siaga atas saham baru yang tidak terserap pasar hingga maksimal 5,65 miliar saham atau senilai Rp 1,41 triliun.

Dana hasil rights issue akan digunakan untuk mempercepat ekspansi jaringan Fiber To The Home (FTTH) berkecepatan tinggi berbasis teknologi Wi-Fi 7. Dari total dana sekitar Rp 2,8 triliun akan dialokasikan ke anak usaha PT Garuda Prima Internetindo (GPI) untuk menambah 2 juta pelanggan baru di Bali dan Lombok. Selain itu, dana juga akan digunakan untuk melunasi biaya sewa jaringan kabel bawah laut (IRU) ke PT Jejaring Mitra Persada (JMP) dan modal kerja pembangunan jaringan FTTH di Pulau Jawa.