
Ketersediaan BBM di SPBU Shell Indonesia Masih Terganggu
Pasokan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU milik Shell Indonesia masih mengalami kekosongan. Hal ini disebabkan oleh proses pembahasan yang sedang berlangsung antara perusahaan dengan Pertamina terkait pengadaan base fuel. Base fuel merupakan bahan baku BBM yang belum dicampur aditif atau pewarna, dan nantinya akan diolah sesuai spesifikasi masing-masing SPBU swasta.
Pembahasan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari rapat yang digelar oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama lima badan usaha swasta dan Pertamina. Dalam rapat tersebut, disepakati bahwa impor base fuel akan dilakukan melalui Pertamina. Menurut President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, saat ini sedang berlangsung pembahasan bisnis antara perusahaan dan pihak lain terkait pasokan impor base fuel.
“Sedang berlangsung pembahasan business-to-business (B2B) terkait pasokan impor base fuel,” ujar Ingrid dalam keterangannya.
Koordinasi dengan Pemerintah dan Stakeholder
Shell Indonesia tetap menjalin koordinasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan agar produk BBM jenis bensin dapat segera tersedia kembali di jaringan SPBU mereka. Perusahaan menegaskan bahwa semua langkah yang diambil selaras dengan standar keselamatan operasional serta kualitas tinggi yang diterapkan secara global.
Sementara itu, jaringan SPBU Shell masih melayani pelanggan dengan beberapa produk seperti Shell V-Power Diesel, serta layanan tambahan seperti Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell. Informasi terkini mengenai ketersediaan BBM bensin akan diumumkan melalui saluran resmi Shell Indonesia, termasuk situs web, layanan pelanggan, aplikasi Shell Asia, dan media sosial.
Lima SPBU Swasta Mengalami Kelangkaan
Berdasarkan hasil rapat Kementerian ESDM, terdapat lima badan usaha SPBU swasta yang mengalami kelangkaan pasokan BBM. Kelima perusahaan tersebut adalah BP-AKR, AKR, Shell Indonesia, Vivo Energy, dan ExxonMobil. Dari lima perusahaan tersebut, hanya Vivo Energy yang telah menyatakan komitmennya untuk menyerap pasokan BBM melalui Pertamina.
Vivo Energy telah sepakat membeli 40 ribu barel dari total kuota 100 ribu barel yang ditawarkan. Namun, hingga saat ini belum ada kesepakatan tambahan dengan badan usaha swasta lainnya. “Hingga saat ini tidak ada tambahan kesepakatan dengan badan usaha swasta. Baru Vivo yang sudah menyatakan komitmen akan menyerap dan membeli BBM melalui pengadaan Pertamina,” ujar Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun.
Pengadaan BBM di SPBU Vivo Mulai Tersedia
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menjelaskan bahwa pasokan BBM di SPBU Vivo mulai tersedia pada pekan kedua Oktober. Kelangkaan BBM di SPBU milik badan usaha swasta diketahui telah terjadi sejak akhir Agustus lalu.
“Informasi dari Vivo, BBM (pengadaan Pertamina) sudah siap dipasarkan. Namun saat ini Vivo masih menjual sisa stok yang mereka miliki. BBM yang dipesan baru akan dipasarkan di SPBU pada minggu kedua Oktober,” ujar Laode.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!