Pilar Utama Indonesia dalam Menjadi Tujuan Investasi Global
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Bernardino Vega, menyampaikan bahwa Indonesia siap menjadi negara tujuan investasi global berkat adanya tiga pilar utama yang disebut sebagai "Triangle of Strength". Tiga pilar tersebut mencakup ketahanan ekonomi dan rantai pasok, transformasi digital, serta penguatan kemitraan strategis dan pembangunan infrastruktur. Hal ini diungkapkan oleh Bernardino dalam sesi World Chamber Congress yang bertema “Investing in Stability: Building Trust and Fostering Investment Readiness in the Face of Sweeping Change”.
Agenda tersebut merupakan bagian dari Australia–Indonesia Investment Promotion Roadshow yang diadakan di Melbourne, Australia, pada 2 September 2025. Acara ini berlangsung mulai dari 1 hingga 4 September 2025 dan menjadi ajang penting bagi Indonesia untuk menegaskan stabilitas serta kesiapan reformasi struktural di hadapan para calon investor.
Kemitraan Indonesia–Australia Sebagai Contoh Nyata
Bernardino menjelaskan bahwa kemitraan antara Indonesia dan Australia menjadi contoh nyata dari pilar-pilar yang dimaksud. Ia mencontohkan kesepakatan Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang telah memberikan dampak signifikan terhadap perdagangan dua arah kedua negara. Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mencatat bahwa nilai perdagangan dua arah mencapai 35,38 miliar dollar AS pada 2024, meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun 2020 sebesar 12,91 miliar dollar AS.
Pilar Pertama: Ketahanan Ekonomi dan Rantai Pasok
Ketahanan ekonomi menjadi pilar pertama yang ditekankan oleh Kadin. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 5,12 persen secara tahunan (yoy) pada triwulan II 2025. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil meskipun menghadapi tekanan perdagangan internasional. Dibandingkan dengan negara tetangga seperti Vietnam (8,0 persen), Tiongkok (5,2 persen), dan Singapura (4,3 persen), Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan yang baik.
Dari sisi penanaman modal, realisasi investasi kuartal II 2025 mencapai Rp 477,7 triliun atau tumbuh 11,5 persen secara tahunan. Dari jumlah tersebut, penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 202,2 triliun. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi daya tarik bagi investor asing.
Pilar Kedua: Transformasi Digital
Transformasi digital menjadi pilar kedua yang ditekankan oleh Kadin. Nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 90 miliar dollar AS pada 2024, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 130 miliar dollar AS pada 2025. Tren ini menunjukkan bahwa basis pengguna dan transaksi digital semakin luas, termasuk dalam e-commerce, layanan keuangan digital, hingga layanan on-demand. Pertumbuhan ini turut memperkuat iklim investasi teknologi di Indonesia.
Pilar Ketiga: Kemitraan Strategis dan Pembangunan Infrastruktur
Sejalan dengan penguatan konektivitas dagang, Kadin menekankan pentingnya perluasan kemitraan dan proyek infrastruktur sebagai pilar ketiga. Di bawah naungan IA-CEPA, akses pasar dan integrasi ekonomi lintas sektor terus diperdalam. Salah satu program turunannya, IA-CEPA Economic Cooperation Program (Katalis), dirancang untuk mendukung implementasi IA-CEPA dan mempercepat peluang komersial dua arah.
Bernardino menekankan bahwa kerja sama Indonesia–Australia menjadi contoh konkret dari pilar ketiga ini. Pada Februari 2025, Australia mengirimkan delegasi investasi outbound terbesar ke Asia Tenggara yang berkunjung ke Indonesia. Tim delegasi ini terdiri dari 39 perwakilan senior dari 27 firma investasi Australia. Agenda tersebut mencakup penjajakan peluang di bidang kesehatan, infrastruktur, logistik, energi, pertambangan, dan sumber daya.
Representasi Segitiga Kekuatan
Untuk memudahkan pemahaman terkait tiga pilar tersebut, Bernardino mengibaratkan “Triangle of Strength” Indonesia seperti “Coral Triangle”, yakni segitiga terumbu karang yang terletak di perairan Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste. Ia menjelaskan bahwa sama seperti “Coral Triangle” yang menopang kehidupan laut, Segitiga Kekuatan juga menopang kesiapan Indonesia untuk merangkul transisi hijau, memberdayakan generasi muda dan UMKM, serta terlibat dengan dunia demi kemakmuran bersama.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!