
Kinerja Bank Umum di Kalimantan Tengah Menunjukkan Pertumbuhan Positif
Pertumbuhan positif tercatat dalam kinerja Bank Umum di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) pada posisi Juni 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalteng, Primandanu Febryan Aziz, pada Selasa (30/9). Menurutnya, pertumbuhan ini menunjukkan bahwa sektor perbankan di daerah tersebut tetap stabil dan memiliki kepercayaan masyarakat.
Peningkatan Aset Bank Umum
Salah satu indikator utama pertumbuhan adalah peningkatan aset Bank Umum di Kalteng. Aset tersebut tumbuh sebesar 13,10 persen year on year (yoy) atau naik sebesar Rp10,59 triliun. Dari posisi Rp80,87 triliun pada Juni 2024, aset Bank Umum meningkat menjadi Rp91,46 triliun pada Juni 2025. Peningkatan ini menunjukkan bahwa bank-bank di wilayah ini semakin mampu menjaga stabilitas dan memperkuat posisi keuangannya.
Peningkatan Dana Pihak Ketiga
Selain aset, penghimpunan dana juga mengalami peningkatan. Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatat pertumbuhan sebesar 12,33 persen yoy atau setara Rp5,49 triliun. Dari Rp44,91 triliun pada Juni 2024, jumlah DPK meningkat menjadi Rp49,98 triliun pada Juni 2025. Peningkatan ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin percaya untuk menabung dan menyerahkan dana mereka kepada lembaga keuangan.
Penyaluran Kredit yang Berkembang
Di sisi lain, penyaluran kredit juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,07 persen yoy atau bertambah sebesar Rp2,93 triliun. Dari posisi Rp48,27 triliun pada Juni 2024, penyaluran kredit meningkat menjadi Rp51,20 triliun pada Juni 2025. Meskipun rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) mengalami peningkatan, namun tingkat NPL masih berada dalam level sehat, yaitu sebesar 1,94 persen.
Distribusi Penggunaan Kredit
Dalam penggunaan kredit, sebagian besar dialokasikan untuk kredit konsumtif sebesar Rp20,21 triliun atau 39,46 persen dari total kredit. Disusul dengan kredit modal kerja sebesar Rp17,73 triliun (34,62 persen) dan kredit investasi sebesar Rp13,27 triliun (25,91 persen).
Sektor Ekonomi yang Mendominasi Penggunaan Kredit
Lima sektor ekonomi terbesar yang menyerap kredit antara lain:
- Pertanian, perburuan, dan kehutanan: Rp14,83 triliun atau 28,95 persen dengan NPL 0,83 persen.
- Pemilikan peralatan rumah tangga lainnya termasuk pinjaman multiguna: Rp14,22 triliun atau 27,78 persen dengan NPL 1,55 persen.
- Perdagangan besar dan eceran: Rp9,55 triliun atau 18,65 persen dengan NPL 2,85 persen.
- Pemilikan rumah tinggal: Rp5,57 triliun atau 10,88 persen dengan NPL 2,51 persen.
- Industri pengolahan: Rp1,12 triliun atau 2,19 persen dengan NPL 3,11 persen.
Peran Kredit untuk UMKM
Meski kredit non-UMKM mendominasi dengan angka sebesar Rp32,77 triliun atau 64,01 persen, kredit untuk sektor UMKM juga mengalami pertumbuhan. Ini menunjukkan bahwa pemerintah dan lembaga keuangan terus memberikan perhatian khusus pada pengembangan usaha kecil dan menengah sebagai bagian dari upaya mendorong perekonomian daerah.
Primandanu menegaskan bahwa pertumbuhan kinerja Bank Umum di Kalteng menunjukkan adanya optimisme terhadap stabilitas sektor perbankan. Hal ini juga menjadi dasar bagi pengembangan ekonomi daerah yang lebih berkelanjutan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!