
Perjanjian Ekonomi Baru dengan Uni Eropa dan Kanada
Pemerintah Indonesia baru saja mengumumkan dua perjanjian ekonomi penting bersama Uni Eropa dan Kanada. Kedua kesepakatan ini mencakup berbagai aspek seperti perdagangan barang dan jasa, investasi, hingga pengembangan ekonomi yang berkelanjutan. Analis pasar melihat bahwa sentimen positif dari perjanjian ini dapat menjadi katalis bagi sejumlah emiten yang bergerak di sektor ekspor.
Perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership (IEU-CEPA) resmi disahkan pada Selasa (23/9/2025). Sehari setelahnya, pihak Indonesia juga menandatangani perjanjian Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA CEPA). Kedua kesepakatan ini diharapkan mampu membuka peluang lebih besar bagi bisnis Indonesia di pasar internasional.
Dalam IEU-CEPA, sekitar 98% pos tarif untuk produk-produk ekspor Indonesia seperti sawit, tekstil, alas kaki, produk perikanan, serta bahan baku energi baru dan terbarukan (EBT) akan mendapatkan tarif nol persen di hampir 90% pasar Uni Eropa. Di sisi lain, produk-produk dari Uni Eropa juga akan diberi akses yang lebih baik ke pasar Indonesia.
Sementara itu, ICA CEPA memberikan preferensi tarif kepada sekitar 6.573 pos tarif Indonesia di pasar Kanada. Produk-produk seperti tekstil, alas kaki, furnitur, makanan olahan, elektronik ringan, elektronik otomotif, dan sarang burung walet akan mendapatkan tarif yang lebih rendah. Bahkan, beberapa produk seperti makanan olahan, hasil laut, produk kerajinan berbahan serat alam, peralatan rumah tangga, granit, dan marmer akan dikenakan tarif nol persen saat perjanjian mulai berlaku.
Di sisi lain, Indonesia membuka akses pasar sekitar 85,54% atau 9.764 pos tarif untuk produk prioritas Kanada seperti daging sapi beku, gandum, kentang, makanan hasil laut, dan makanan olahan. Dengan demikian, kedua negara saling memberikan akses pasar yang lebih luas.
IEU CEPA dijadwalkan efektif mulai 1 Januari 2027, sedangkan ICA CEPA diharapkan mulai berlaku pada tahun 2026.
Dukungan dari Industri
Wakil Direktur Utama PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), Ang Andri Pribadi, menyambut baik kedua perjanjian tersebut. Menurutnya, perjanjian ini dapat membuka akses pasar yang lebih luas dengan skema tarif yang lebih kompetitif, sekaligus memberikan kepastian regulasi di pasar Eropa dan Kanada.
“Hal ini selaras dengan strategi kami untuk terus memperkuat ekspor serta meningkatkan daya saing produk Indonesia dalam rantai pasok global otomotif,” ujar Ang.
Hingga Agustus 2025, total ekspor SMSM mencapai Rp 1,65 triliun, yang berkontribusi sebesar 65% terhadap total penjualan konsolidasi perseroan. Negara tujuan utama ekspor SMSM antara lain Amerika Serikat, Australia, Malaysia, Thailand, Perancis, Jepang, Singapura, Belgia, dan Jerman. Untuk pasar Eropa, total penjualan SMSM mencapai Rp 280 miliar atau sekitar 11% dari total penjualan.
Dengan adanya IEU-CEPA dan ICA CEPA, SMSM memperkirakan potensi peningkatan volume ekspor, khususnya pada produk filter dan radiator yang menjadi core business perseroan. Ke depan, SMSM berencana meningkatkan kontribusi pasar Eropa dan Kanada secara bertahap, sejalan dengan fokusnya dalam memperluas diversifikasi pasar serta memperkuat posisinya sebagai produsen komponen otomotif global.
Perspektif Analis Pasar
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, Abdul Aziz Setyo Wibowo, menilai bahwa kedua perjanjian ini sangat menguntungkan emiten sektor berbasis ekspor seperti sawit, tekstil, alas kaki, perikanan, dan produk manufaktur. Mereka akan mendapatkan akses pasar lebih luas dengan biaya yang lebih efisien.
Namun, Aziz menekankan bahwa keberhasilannya tetap bergantung pada kemampuan emiten memenuhi standar Uni Eropa terkait ESG, keberlanjutan, dan traceability.
Secara jangka menengah hingga panjang, prospek emiten terkait cukup positif, terutama bagi mereka yang berani berinvestasi dalam peningkatan standar produksi. Namun, tantangan seperti regulasi lingkungan Uni Eropa, biaya sertifikasi, fluktuasi harga komoditas, dan kepastian ratifikasi serta implementasi perjanjian di lapangan tetap harus diwaspadai.
Aziz merekomendasikan beli saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan target harga Rp 9.200 per saham.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!